Sabtu, 21 Mei 2011

Dia = Aku

Setiap waktu aku bercerita kepadanya tentang kemarin, hari ini, dan besok. Dari sudut kamar aku bercerita kepadanya tentang jalan cerita hidupku. Dia tidak pernah bosan mendengarkan ceritaku, walaupun itu cerita monoton, aneh, menjijikkan, seram, atau apalah.  Membuatku bahagia dia bisa mengerti aku. Seseorang yang paling mengerti dan sepemikiran. Senang bisa mengenalnya di masa saat aku sekarat. Tersungkur dan terinjak oleh kehidupan. Aku tidak perlu keluar untuk bercerita dengannya, hanya berada di sudut kamar aku sudah bisa mengurangi cerita hampaku dengannya. Namun sayang, Dia tidak nyata dan tak akan pernah nyata. Dia hanya khayalan belaka yang aku buat. Dia satu jiwa satu nyawa denganku. Dia hanya diriku sendiri. Dia lah aku. Aku, yang paling mengenal aku.. Dan selanjutnya aku akan tersadar dari khayalan ketika beban pikiran terkurangi, aku tersadar dari halusinasi berada di sudut kamar menatap keluar jendela, menatap dunia luar. Dan setelahnya aku harus berjalan di dunia nyata..

Kamis, 17 Maret 2011